EKSPEDISI PULAU TERLUAR INDONESIA: PULAU MOROTAI PROVINSI MALUKU UTARA DALAM KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT BERSAMA BARAKATI INDONESIA
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Luasnya negara Indonesia menyebabkan adanya beberapa ketimpangan dan ketidakmerataan terutama di daerah-daerah terluar, sehingga potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada belum dikelola secara optimal. Barakati Indonesia merupakan sebuah wadah bagi anak negeri dalam upaya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di daerah 3T.
Saya merupakan seorang mahasiswi program studi kesehatan masyarakat fakultas ilmu esehatan di Universitas Bhakti Kencana Bandung. Saya terpilih menjadi salah satu dari delegasi yang berangkat melakukan pengabdian masyarakat di pulau terluar Indonesia bersama Barakati Indonesia tepatnya di Pulau Morotai (Desa Galo-Galo, Kec. Morotai Selatan, Kab. Pulau Morotai, Prov. Maluku Utara) setelah melewati tes seleksi berkas, tahap wawancara, tahap FGD (Focus Group Discussion) serta tahap LGD (Leaderless Group Discussion). Delegasi kegiatan ini merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu dari seluruh Indonesia. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan selama satu bulan terhitung dari tanggal 04 Agustus 2023 – 04 September 2023.
Kegiatan ekspedisi pulau terluar ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari Tri Dharma perguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat secara langsung dalam upaya penerapan ilmu yang telah didapatkan. Kegiatan ini merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu yang terbagi kedalam bebarapa divisi, yakni kesehatan, pendidikan dan kebudayaan serta konomi kreatif. Selain itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini sejalan dengan visi dan misi fakultas dan program studi dalam rangka pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam menciptakan dan mengembangkan teori serta praktek kesehatan yang inovatif berdasarkan kearifan lokal serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pulau Morotai merupakan pulau terluar Indonesia yang berada di Kepulauan
Halmahera, Kepulauan Maluku. Pulau Morotai sendiri terbagi atas 33 pulau kecil yang dikelilingi oleh lautan. Morotai sebagai pulau yang berada di utara yang berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik, pulau ini juga di juluki sebagai mutiara dibibir pasifik. Morotai merupakan salah satu pulau terluar yang kaya akan potensi wisata yang masih belum dilirik.
Secara akses untuk menuju Morotai masih terbilang sulit dan panjang, ketika menggunakan kapal laut dari Surabaya kita harus menuju Kota Ternate yang di tempuh selama 5 hari. Selanjutnya berganti kapal tujuan Morotai yang tersedia hanya 3 kali seminggu, setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan kapal nelayan yang ditempuh selama ± 1,5 jam yang hanya
tersedia selama 1 kali dalam seminggu. Morotai terbilang masih pelosok dengan sulitnya akses perjalanan serta sarana dan prasarana yang masih kurang, baik dari sisi kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lingkungan.
Morotai menyimpan potensi Sumber Daya Alam kelautan yang sangat melimpah sehingga dibutuhkan explorasi sumber daya perikanan dan kelautan. Desa Galo-Galo berada di satu pulau yang di huni ± 800 penduduk, masyarakat Galo-galo sebagian besar bermata pencahrian sebagai nelayan. Di Desa ini, tidak terdapat tenaga kesehatan yang bertugas serta hanya ada Pustu (Puskesmas Pembantu) yang biasanya dilakukan satu kali dalam sebulan dengan bantuan dari tenaga kesehatan dari Puskesmas Daruba. Akses pendidikan di Desa GaloGalo juga terbilang masih kurang yang mana sekolah terbatas sampai jenjang MTS atau setara SMP. Untuk mendapatkan pendidikan jenjang SMA masyarakat harus keluar pulau yang jaraknya jauh.
Adapun program pengabdian masyarakat yaitu mencakup Kesehatan, Pendidikan dan Kebudayaan, serta Ekonomi Kreatif. Prorgram yang dilakukan oleh divisi kesehatan berupa pengecekan kesehatan gratis (Medical Cek Up) bagi masyarakat dengan kolaborasi bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Pulau Morotai, Puskesmas Daruba dan Puskesmas Morodadi. Selain itu, terdapat kegiatan Sirkumsisi (Khitanan Massal) bagi anak-anak setempat, program Celinsi (Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi) yang mencakup edukasi mengenai hipertensi pada masyarakat, pelatihan pengecekan tekanan darah bagi kader kesehatan setempat, upaya monitoring dan evaluasi celinsi dengan dibuatnya situs Celinsi, melakukan senam sehat serta pelantikan kader Celinsi. Terdapat pula upaya peningkatan PHBS di tatanan sekolah dengan kegiatan edukasi cuci tangan dan sikat gigi yang baik dan benar. Desa GaloGalo ini memiliki akses yang jauh ke fasyankes sehingga kami melakukan pelatihan dokter cilik bagi anak-anak, home visit ke rumah-rumah warga yang sakit serta pelatihan BHD (Bantuan Hidup Dasar) sebagai upaya mengajarkan dan meningkatkan keterampilan dasar dalam pertolongan pertama dalam keadaan darurat medis atau kecelakaan seperti tenggelam.
Divisi pendidikan dan kebudayaan melakukan beberapa program kerja yaitu kampung budaya dalam upaya penyajian ruang literasi dan penggerakan kembali lapak baca termasuk buku untuk penyandang disabilitas. Mendo (Mengenal Indonesia) yang mencakup kegiatan mengenal lebih dalam makna Pancasila, mengenalkan budaya-budaya nusantara seperti tarian, nyanyian dan alat musik daerah seperti angklung yang dibawa dari Jawa Barat. Ada pula kelas inspirasi, kelas kesehatan mental, kelas kreativitas sebagai bentuk edukasi dan peningkatan penegmbangan diri bagi siswa-siswi SD dan MTS. Selain itu, di buat pula Busy Book (buku 3D mitigasi gempa bumi yang dapat dimainkan), Finger Painting Dream serta kegiatan memeriahkan acara HUR RI yang ke 78 dengan berbagai macam perlombaan dan sajian penampilan masyarakat setempat.
Divisi ekonomi kreatif melakukan beberapa program kerja seperti pelatihan pembuatan bakso dari ikan serta abon ikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Pembuatan plang lamanya penguraian sampah, denah desa, Beach Clean Up (membersihkan pesisir pantai). Selain itu, dibuat pula video branding desa Galo-Galo dan video dokumenter kegiatan serta edukasi mengenai flora dan fauna yang dilindungi.
Selama berkegiatan, saya tinggal di rumah orang tua baru (mama papa piara) sehingga kami diajarkan hidup seperti layaknya warga lokal. Kami mendapatkan pengalaman yang tidak akan kami dapatkan di tempat lain. Kami juga menyambangi tempat-tempat bersejarah yang ada di Pulau Morotai seperti Museum Perang Dunia II, Museum Trikora, makam Jendral Douglas MacArthur, tempat ditemukannya Teruo Nakamura (prajurit Jepang yang bersembunyi selama 30 tahun di hutan pulau Morotai karena menganggap perang dunia belum usai) serta mengunjungi Soekarno Study and Sport Centre.
Program kerja yang dilakukan baik oleh divisi kesehatan, divisi pendidikan dan kebudayaan maupun divisi ekonomi kreatif memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Perjalanan pengabdian masyarakat ini menyadarkan saya untuk terus bersyukur dan terus berjuang menggapai mimpi. Satu hal yang tidak akan pernah saya lupa, mimpi sederhana mereka yang ingin bisa merasakan makan apel, bayam dan naik kereta yang bagi kita itu adalah hal yang biasa.
Desa Galo-Galo dengan tanah yang istimewa, masyarakat yang penuh pesona serta berbagai macam keindahannya, walaupun dengan berbagai keterbatasan yang ada, tapi tidak menyurutkan semangat belajar dan terus mengembangkan diri mereka karena pandangan mereka keterbatasan bukanlah alasan untuk bermalas-malasan. Suara anak negeri di perbatasan terluar Indonesia terus menggema dengan penuh cinta dan harapan menyongsong masa depan dari pulau kecil nan unik di bibir Samudra pasifik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan bakti dalam bentuk nyata aksi membangun negeri.
Oleh: Nyimas Sopi Sibtiah