PEMBINAAN KELOMPOK ISTRI & KADER POSYANDU SEBAGAI KADER TOGA DI LINGKUNGAN BENDEGA DALAM UPAYA PRIMARY HEALTH CARE SAAT PANDEMI COVID-19
Pandemi COVID-19 membuat masyarakat perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat, baik dalam pencegahan maupun penanganannya. Salah satu upaya pencegahan COVID-19 yaitu dengan memelihara stamina dan daya tahan tubuh agar bias beraktivitas dengan bugar salah satunya dengan memanfaatkan resep turun temurun ramuan herbal/jamu yang telah diketahui keamanannya dan khasiatnya dalam rangka menghemat pengeluaran konsumsi obat saat pandemi.
Untuk menangani hal tersebut berbagai jenis kepakaran perlu berkolaborasi seperti tenaga ahli di bidang Bioteknologi sebagai tenaga penyuluh tanaman TOGA (Tanaman Obat Keluarga), tenaga ahli Farmasi sebagai tenaga penyuluh pengolahan TOGA dan khasiatnya, tenaga ahli Kebidanan & Keperawatan sebagai tenaga untuk mengedukasi kader TOGA. Oleh karena itu beberapa dosen Universitas Bhakti Kencana yang diketuai oleh I Gusti Agung Ayu Hari Triandini, S.Si., M. Biotech dengan anggota Hairani, M.Tr. Keb,Diana Hidayati, S.Si., M.Si., apt. Widhya Aligita, M.Si, Nur Intan Hayati S.Kep.,Ners.,M.Kep, Soni Muhsinin, M.Si dan apt. ED. Yunisa Mega Pasha, M. Farm melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pembinaan kelompok istri dan kader posyandu sebagai kader TOGA di lingkungan Bendegayang ada di Kelurahan Tanjung Karang Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan ini diawali dengan persiapan kader yaitu kelompok istri dan kelompok kader posyandu pada awal November 2021. Kelompok istri di Lingkungan Bendega dan kelompok para kader Bendega merupakan kelompok yang diharapkan memiliki peranan utama dalam meningkatkan kesehatan keluarga melalui asuhan mandiri pemanfaatan TOGA. Hal ini dilakukan dalam upaya memelihara dan meningkatkan status kesehatan serta mencegah dan mengatasi masalah/gangguan kesehatan ringan secara mandiri oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat dengan memanfaatkan TOGA.
Selanjutnya kegiatan dilanjutkan pada hari Selasa, 16 November 2021 yaitu peragaan ramuan herbal pada kelompok istri dan kader posyandu oleh dosen Universitas Bhakti Kencana. Beberapa jenis TOGA yang dapat dimanfaatkan sebagai pencegahan dan penanganan gejala yang berhubungan dengan COVID-19 diantaranya Saga Manis, Babadotan, Sembung, Secang, Temu Hitam, Sereh Dapur, Sambung Nyawa, Bungan Pukul Empat, Tapak Dara, Pecut Kuda, Sirih, Brojo Lintang, Putri Malu.
Keesokan harinya pada hari Rabu, 17 November 2021 kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan terkait pemanfaatan TOGA. Acara ini dilakukan secara secara hybrid (daring & luring).
Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi dalam bentuk pembagian kuesioner saat sebelum dan sesudah sosialisasi yaitu mitra diberikan pre-test dan post-test untuk melihat perubahan pola pikir dan sikap tentang bahaya COVID-19 dan perlunya didirikan apotek hidup di setiap pekarangan rumah serta juknis kader TOGA. Pengukuran perubahan pola sikap dan perilaku dilakukan dengan melihat progress program kader TOGA selama 2 minggu setelah diberikan sosialisasi.
Guna membimbing masyarakat agar lebih mengenal program asuhan mandiri TOGA, maka dilakukan perekrutan kader TOGA yang nantinya diharapkan seorang kader akan dapat mengasuh 5- 10 KK dalam lingkungan Bendega melalui pemberian pedoman dan pelatihan untuk melaksanakan tupoksinya dalam mengenalkan manfaat TOGA kemasyarakat. Oleh karena itu dilakukan pemilihan ketua kader serta penandatanganan nota kesepakatan pada hari Rabu, 17 November 2021.
Melalui pelaksanaan program kegiatan pengabdian masyarakat ini, diharapkan masyarakat Bendega akan mengalami perubahan pola pikir, pola sikap dan pola prilaku bahwa penting untuk memiliki ruang hijau berupa apotek hidup di setiap pekarangan rumah sebagai wujud pelaksanaan program PHC serta dapat mengolahnya dengan optimal melalui kegiatan kader TOGA.